Aksi Damai Front RAM Sikka Warnai Hari Tani Nasional, Dialog dengan Bupati Bahas Konflik Agraria Nangahale
Aksi damai RAM Sikka dalam peringatan Hari Tani Nasional berlangsung tertib dengan dialog langsung bersama Bupati. Aparat kepolisian tidak hanya mengamankan jalannya aksi, tetapi juga menunjukkan kepedulian kemanusiaan dengan membantu massa yang terdampak cuaca ekstrem. Situasi tetap aman dan kondusif hingga akhir kegiatan.

Tribratanewssikka.com - Maumere, 25 September 2025 – Front Revolusi Agraria Marhaen (RAM) Kabupaten Sikka yang terdiri dari Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menggelar aksi damai dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional, Rabu (24/9/2025).
Sekitar 70 massa aksi berkumpul di Lapangan Umum Kota Baru, kemudian bergerak dengan rute Jl. Ahmad Yani – Jl. Raja Centis – Jl. Anggrek – Jl. El Tari hingga menuju Kantor Bupati Sikka. Massa membawa sejumlah alat peraga berupa bendera, baliho, dan spanduk berisi tuntutan agraria.
Dalam orasi dan pernyataan sikap, RAM menolak perluasan kawasan hutan dan keberadaan HGU di wilayah Nangahale–Patiahu, serta menuntut pemerintah segera menyelesaikan konflik agraria, menghentikan monopoli tanah, hingga memperhatikan nasib petani terdampak erupsi Gunung Lewotobi.
Pada pukul 11.25 Wita, perwakilan massa diterima langsung oleh Bupati Sikka Juventus Prima Yoris Kago, S.H. didampingi Kapolres Sikka AKBP Bambang Supeno, S.I.K. dalam sebuah dialog bersama. Massa menegaskan kembali slogan: “Tanah untuk Rakyat! Reforma Agraria Sejati, Jalan Kedaulatan Rakyat!”
Tanggapan pemerintah pun disampaikan. Perwakilan Badan Kehutanan menegaskan bahwa penetapan kawasan hutan di NTT sudah berlangsung sejak 1932–1984, sementara Kepala ATR/BPN Sikka menyebutkan proses peninjauan HGU Nangahale telah diteruskan hingga kementerian dan akan segera dilakukan identifikasi lapangan pada Oktober mendatang.
Bupati Sikka dalam kesempatan itu menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk melindungi masyarakat, namun tetap menekankan pentingnya menaati ketentuan perundang-undangan. Ia menyatakan bahwa tuntutan terkait objek TORA masih dalam proses dan akan ditindaklanjuti sesuai arahan kementerian.
Aksi yang berlangsung sejak pagi itu mendapat pengamanan dari Polres Sikka, BKO Polres Ende, dan BKO Polres Ngada Polda NTT. Menariknya, selain melakukan pengamanan, personel Polres Sikka juga menunjukkan kepedulian kemanusiaan dengan memberikan air mineral kepada massa aksi yang mengalami dehidrasi akibat cuaca panas ekstrem di Kabupaten Sikka.
Sementara itu, seorang peserta aksi, Dominikus Lupa, sempat mengalami gangguan kesehatan dan langsung ditangani Tim Dokes Polres Sikka sebelum dilarikan ke RS dr. Tc. Hillers Maumere. Seluruh rangkaian aksi berjalan aman, tertib, dan kondusif hingga massa membubarkan diri pada pukul 12.30 Wita. [Cm-24 Humas Polres Sikka]